Ngopi Neng Warung

mmmmrronnn.................masihkah kamu masih ngopi dan melek sampai subuh

'nekatnya debat kusir sampai pagi di kos-kosan pasar minggu ditemani jagung dan ketela rebus' cuma membahas komputer dan jagad unik ini.
Sejak lulus kuliah, kami sibuk dengan dunianya sendiri. Memang itulah hidup, seperti burung yang setiap pagi keluar sarang dan terbang mencari makna hidup lalu sore harinya pulang kandang. Gak jauh beda dengan imron, lelaki tulen asal Pandeglang, Banten. Setelah lama sibuk dengan dunianya sendiri, aku dikejutkan dengan namanya tertulis di jejaring sosial.
Meski sebelumnya aku kadang ingat masa ’muda’ sewaktu kumpul dulu. Kuliah bareng, ngontrak bareng, pindah kos-kosan bareng, makan,minum, tidur, naik gunung, jalan-jalan, belajar, debat, diskusi dan semuanya dilakukan bersama-sama.
Tapi yang paling kuingat adalah, ngopi, merokok, kaos putih lusuh dengan lengan dipotong, celana jeans dipotong pendek, kata-kata lugas, berbobot, mendalam, senyum gingsul dan alur pikiran yang kadang rumit dan kadang sederhana. Kalau urusan wanita muda, dia jagonya.

INILAH 'ORDE BARU' YANG KITA CINTAI

'ditanganmu, merubah dunia semudah membalik telapak tangan'


‘berikan aku lima pemuda, kan ku rubah dunia’ by Soekarno. (maaf jika salah kutip).

Sore ini aku didatangi pengelola sekolah baru. Jumlahnya 3 orang, 1 laki-laki dan 2 wanita. Mari kita pelajari komposisi angka-angka itu. 3 menggambarkan angka ganjil yang bisa ditafsirkan aneh. 1 menjelaskan satu tujuan yang bulat. 2 adalah pasangan yang serasi.
Dari sisi lain, perbandingan 1 laki-laki dan 2 wanita adalah jumlah wanita memang lebih banyak dan emansipasi wanita berhasil. Meski jumlahnya sedikit, laki-laki tetap nomor 1 (mmmhhm .... he he ...ha...ha...huuuu....). ini Cuma otak-atik angka loh, jok digawe seriuslah.
Mereka ini ingin kerja sama dan tentu saling menguntungkan. Setelah diskusi sebentar, kesepakatan itu muncul juga. (aku memang aliran mudah, cepat, murah, sederhana). Mengapa begitu, karena ’mudahkan urusan orang, jangan dipersulit’. Kemudian ’cepatlah taubat sebelum terlambat’. Lalu ’dijual murah’. Ada lagi ’sederhanakan suaramu’. Meski gak nyambung, ternyata ada benang merahnya juga.

bersyukurlah pada 'PAHIT' nya hidup

Hari-hari yang indah......
Hari ini aku benar-benar disadarkan kembali akan makna ke-pahit-an hidup. Terima kasih sahabatku yang memberikan inspirasi itu padaku. Tak pernah kubayangkan, kondisi baik-baik saja ternyata tidak membuatku lebih baik.
Sejak manusia lahir, hasrat manusia menjauhinya. Berbagai upaya dilakukan untuk tidak menyentuhnya, apalagi menelan pil pahit itu. Tetapi, sudah menjadi garis hidup manusia lumrah, setiap orang sepertinya sudah pernah merasakan. Ada yang jarang-jarang dan tidak teratur, tetapi ada yang rutin dan menjadi menu wajib. (seperti minum obat TBC).
Memang efek pil itu sangat manjur, meski makna manjur ini bukan mesti menjadi baik. Soalnya apa ?....pil ini bisa menjadikan orang patah semangat, goyah, putus asa, sedih, menangis, marah, benci dan setumpuk emosi jelek lainnya.
Tulisan ini tidak membahas lebih jauh efek negatif pil pahit itu. Karena apa mas,,,,,,!!!!!! (mas adalah panggilan yang bisa bikin laki-laki lemah hatinya,,he he he). ”Karena, dalam kitab suci ada kalimat = sesudah ada kesulitan ada kemudahan.
Dari berbagai narasumber plus daftar pustaka yang lawas maupun tahun 2000-an kesini, menunjukkan 90% kesuksesan manusia disebabkan seringnya manusia itu mau menelan pil pahit. Sedikit sekali cerita, kisah, legenda dan sejarah yang mencatat kesuksesan itu tidak dari satu pil ini.
Lihatlah riwayat hidup penutup para Nabi. Sejak dalam kandungansudah ditinggal mati bapaknya, sejak kecil ibunya juga tiada, dirawat kakeknya cuma sebentar, lalu dirawat pamannya. Dia dididik mandiri, menggembalakan kambing dan berdagang. Tidak menikmati fasilitas mewah. Sering merenung sendiri di gua. Menjaga diri dari masyarakat yang ’aneh’ dan ’sakit’.
Dan apa yang terjadi, Tuhan memberikan karunia besar berupa kenabian, pengikut, kekuasaan dan harta yang menyertainya. Tapi karena memang manusia mulia, Nabi pilihan ini tidak ’lupa’ dan goyah oleh pesona dunia ini.
Kalau telaten, coba pergi ke toko buku. Cari buku kisah sukses atau buku karangan motivator terkenal (tidak terkenal juga boleh). Dari tulisan didalamnya, banyak memuat kisah spektakuler yang dulu dikatakan mustahil. Dari pedagang asongan menjadi juragan besar, dari pengamen jadi penyanyi terkenal, dari tukang cuci piring jadi pengusaha makanan atau dari penjaga toko jadi konglomerat.
Dan kalau mau meneliti, kesuksesan dan kebahagian kita lebih banyak dari ’penderitaan’ yang dulu kita alami. Bentuk penderitaan memang macam-macam, bisa puasa,tirakat, tidak tidur, gak enak makan, tidak pacaran, menghindari berbohong, gak mau selingkuh, setia, tobat atau yang lain.
Rahasianya adalah tuhan mengabulkan doa orang yang ’teraniaya’. Dengan rasa sakit hati atau kondisi tidak enak, maka muncul hasrat yang kuat untuk mencapai sesuatu. Hasrat bergelora ini adalah energi yang besar sebagai bahan bakar yang lama habisnya sampai tujuan itu tercapai.
Dan Tuhan selalu menggantikan ’perasaan’ itu dengan hadiah yang menarik dan kejutan hidup yang bikin lidah ini enak makan tiwul. Tapi awas, jangan sampai setelah mendapat anugerah, kita terlena. Suatu saat jika waktunya, kenikmatan itu akan dicabut dan penyesalan selalu datang belakangan.
Jadi, spirit penderitaan itu boleh tetap menyala dan spirit kebahagiaan itu harus dipelihara.

Warung, kunci sukses dan bahagia

apa gak salah judul tulisan ini,? bukannya malah bikin boros dan nambah penyakit ? Aku gak mau membantah dan menjawab pertanyaan ini. 

Warung memang banyak jenisnya, ada warung kopi, warung nasi, warung makan, warung ayam, warung sate, warung kaki lima, warung tempat praktek (pasien), warung besar / restoran atau waralaba. Tapi yang saya maksud adalah benar-benar warung asli jowo. Cirinya warungnya kecil, biasanya pinggir jalan (ya jelas,,,, kalau ditengah jalan pasti kamu tabrak ), sudah kuno / kurang terawat bangunannya, lantai bukan keramik, tidak ada plafon. Itu baru dari segi bangunan. (rumit amat !)
            Meja kursi biasanya dari kayu dan gak pernah di lap. Lantai gak pernah disapu. (bukannya tidak pernah sama sekali, Cuma kelihatannya saja dan menurut pengamatanku).
            Dari segi menunya gak rumit lho, Cuma kopi, teh, es teh, Eks....J..., Hema.... Jre...,( biar gak promosi) atau jahe, susu kalau ada. (juga bukan susu asli). Ada gorengan, gedang goreng, telo goreng, tempe goreng, tahu goreng. Ditambah nasi bungkus ringan (sego kucing, nasi hiks) atau nasi dengan menu pecel, sayur daun ketela, soto, atau mie rebus. Tidak pula sambel pedas dan krupuk. O.... ya.... gak pernah lupa tu rokok, terutama eceran. (yang ini menu wajib).
            Kadang ada pesawat TV yang udah gak jelas gambarnya. (yang pasti gak ada pesawat telpon). Ada juga radio, permainan catur, kartu, karambol. Jangan harap ada karaoke.
            Biasanya warung buka dari pagi sampai subuh (24 jam). Kalau di Ponorogo, gak sulit cari warung ini. Coba cari warung mbah doel di kidul lampu merah prapatan UNMUH / STAIN Ponorogo. Atau lor pasar legi, kiri jalan sebelum Apotek Puspa, depan RSU Darmayu, atau cari di gang-gang sempit di jalan kota Ponorogo. Gak akan sulit. Cuma, aku gak jamin mereka semua buka 24 jam, tergantung yang punya. Ada juga yang shift pagi saja atau malam saja. (mungkin ada yang kebelet butuh uang ada yang malas-malasan karena udah cukup bahagia).
Kalau di Pacitan, agak susah juga. Disini gak pantes pagi-pagi nongkrong di warung. Dikira gak diopeni bojone. Apalagi siang hari ke warung, bisa dikejar satpol PP karena melanggar jam dinas. Atau kalau malam hari, bakule wis ngantuk. (capek deh ..!) satu-satunya sering sering saya apeli, ya warung di depan Dinkes Utara. Itu karena lokasi strategis, agak tersembunyi, tenang, jauh dari Satpol PP, bisa nyambi ke bengkel atau setor laporan obat.
            Harga dari menu makanan maupun minuman harusnya gak melebihi ¼ dolar. Jadi kadang bawa ceban (seribu), gopek (lima ratus) atau lima ribu udah kenyang. Bahkan gak bawa uang pun OK. (kalau gak malu). Kita bisa hutang tanpa jaminan dan prosedur yang rumit. Kalau kita bisa hutang, menurutku itu pertanda kita orang baik. Karena bisa dipercaya penjual warung.
            Yang sudi datang ke warung bisa di survey, mayoritas anak sekolah, bapak-bapak tua, anak muda, pengangguran. Kalau di Ponorogo, semua kalangan pernah aku temui, dari PNS, pelajar, anak kuliah, anak kost, pengangguran, pengamen, tukang las, wiraswasta, bos, karyawan, kuli, orang kaya, orang setengah kaya, setengah miskin, pejabat atas maupun pejabat rendah. Jadi multi ras dan multi etnis. Asyik pokoke.
            Ciri khas lain, biasanya bakule wis tuwek / tua, baik mbah kakung maupun putri. Jarang (bahkan belum aku jumpai) penjualnya cewek muda, manis, rambut panjang dan putih seperti Lu.... Ma.... Sorry, saya lupa. Pernah beberapa kali diajak temen di Ponorogo, tapi menurutku itu warung belum memenuhi syarat. Karena menunya cemoe dan bukanya malam hari saja. Lokasinya juga aneh gitu. Aku curiga..........(nanti ada yang penasaran)
            Jadi kalau kita datang ke warung itu, yang menjadi prioritas kita adalah budaya dan alam ghoibnya. Kalau dari segi menu dan penjualnya, apalagi tempatnya, setan pun ogah mampir. ( sory mbah,,,, nggak ada maksud menghina. Cuma pembaca biar mantap). Kemanapun saya pergi ke suatu kota, pasti mencari tempat yang ideal seperti itu. Kecuali sama rombongan ibu-ibu pengajian atau rombongan kerja. Gak mungkin lah mengajak mereka mampir. Pasti ngajak ke Caref..... Atau plasa lain.
            Mungkin sudah garis keturunan warok ponorogo atau salah asuhan, saya sejak muda dan menjelang tua selalu punya kontak dengan warung. Penggemar / teman saya pun biasanya ”kedanan” warung. Masak, sewaktu kerja di Ponorogo, baru bangun pagi sudah diajak ngopi diwarung. Habis itu ketemu teman lain menjelang kerja jam 7.00 wib, juga diajak mampir warung dulu. Sekitar jam 10.00 wib, ada musuh lama ngajak ke warung sebelah. Kalau nolak, mereka bilang aku sombong. (padahal tujuan ngajak, kadang-kadang mereka maunya ditraktir). Selepas jam 2.00 sambil nunggu pulang, di’paksa’ kewarung. Anehnya, malam hari, ada yang nelpon mau membicarakan ’bisnis” di warung. Itu masih jadwal yang resmi, belum kalau ada tamu dari ’luar negeri’ pasti mampir warung. Kecuali temenku yang tidak sealiran, tentu aku ajak ke rumah makan lain.
            Setelah hijrah ke Pacitan, budaya itu mulai pupus. Bukan karena apa-apa. Ya karena gak ada warung yang cocok dan gak ada teman saja. Tapi hasrat tetap tinggi. Apalagi saya masih sering ke Ponorogo. Tiap hari temenku tanya kapan ke Ponorogo dan disuruh mampir. Aku jamin, pasti ujung-ujungnya ngajak ke warung. Karena sibuk dan waktu terbatas, kalau di Ponorogo aku njujug warung sendiri. Soalnya, kalau sama temenku bisa 4 jam gak keluar dari warung. Kalau sendiri paling lama setengah jam. (sorry bos.... gak ada maksud meninggalkanmu, Cuma suasana gak kondusif).
            Hasrat itu mulai tersalurkan setelah mengenal warung Dinkes Utara ditambah angkringan (hiks) bocah klaten mulai banyak di Pacitan. Tapi kalau diwarung Dinkes Utara gak ada Dian dan Endro, rasa kopinya menjadi lain. Ada sedikit pahit dan getir. Ternyata mbahe bos warung itu pernah jadi tetanggaku. Maksudku pernah tinggal di dekat rumahku sewaktu aku masih di Ponorogo. Meskipun gak sempurna, warung itu lumayan untuk mengobati buntunya jalan pikiranku.
            Dari pengamatanku selama menjelajahi dunia warung, orang datang ke warung kadang Cuma beli kopi cangkir kecil seharga 500 perak, satu batang rokok 500 rupiah, 1 gorengan 500 dolar jawa. Tapi, berjam-jam dia nongkrong disitu. Sampai-sampai, parkiran di depan warung penuh sesak. Memang sih kebanyakan yang ke warung itu berkelompok. Jarang sendirian (kecuali aku). Sambil ngobrol ngetan ngidul ngalor ngulon, atau main catur dulu.
            Ternyata dari warung itu muncul ide-ide brilian. Banyak kasus yang saya tangani (koyok pengacara hotm... Pari.... saja), saya menemukan jalan keluar, mendapat wahyu, mendapat bisikan sewaktu di warung. Kebanyakan memang suasana warung tenang, aman dan gak masalah jika kita berjam-jam disitu. Gak akan diusir. Coba kita nongkrong Cuma beli es teh di restoran selama berjam-jam. Pasti langsung diusir. Bahkan kalau mau ngrewangi bakule isah-isah, kita gak perlu bayar.
            Selain itu, jika kita punya musuh dan diajak ke warung, lama-lama permusuhan itu menjadi kendur dan musuh kita yang bayarin. Atau kalau kita kesepian, bakule akan rela menemani ngobrol. Atau kita menjumpai teman lama kita dari warung itu. Jadi setelah keluar warung, kita seperti keluar dari kamar mandi. Segar dan semangat baru. Jarang orang keluar warung kelihatan murung dan sedih. Biasanya dengan gagah berani, tertawa, membusungkan dada sambil menghisap rokok. (saya tidak merokok, tapi tidak pro perokok. Alias golput. Karena menamam tembakau adalah pekerjaan saya dulu. Hasilnya menguntungkan)
            Pergi ke warung kita juga menggerakkan perekonomian negara. Mendukung sektor UMKM, membantu rakyat ’kecil” yang ditindas. Logikanya, kita membeli dagangan mereka, mereka untung, keluarga bisa sekolah dan jadi PNS. Coba gak ada yang mau ke warung, mereka mau disuruh kerja apa. Gak mungkin mengangkat mereka jadi honorer lagi.
            Diwarung kita bisa membicarakan bisnis, usaha, pekerjaan, jodoh dan persoalan hidup lainnya. Negosiasi utang juga bisa di warung. Jual beli motor juga bisa dari warung. Mencari kerja juga bisa dari warung. Mengisi waktu libur juga bisa di warung. Pokoke bisa mendukung kesuksesan kita.
            Kalau suntuk dan dirundung masalah, jangan takut ke warung. Datang saja, baik sendirian atau dengan teman. Disana akan ditemani banyak orang. Kalau malu curhat, gak usah disampaikan masalahmu. Cukup mendengarkan orang bicara, menikmati kopi, senyum sendiri dan mengamati keadaan. Bersyukurlah kita masih hidup dan ada teman hidup. Lihatlah sekitarnya yang bahagia tanpa syarat apapun. Setelah beberapa jam, keluarlah. Niscaya kamu bahagia.
            Semoga pemerintah memperhatikan warung ini, memberi kredit tanpa bunga sehingga saya bisa bon tanpa bunga. Selain itu jangan sampai warung ini kena pajak seperti Pajak Warteg di Jakarta. Mengapa ? karena kalau kena pajak 10%, maka terjadi kenaikan harga. Imbasnya jumlah pembeli akan turun (karena mikir) dan saya juga mengurangi jatah ke warung.
            Selain itu, harusnya pemilik warung ini diberi asuransi kesehatan supaya tetap sehat dan kuat bekerja. Kalau mereka sakit-sakitan, tentu menularkan ke pengunjung. Ya... to...!... (nalarmu apik le...). Terakhir, jangan digusur. Kebahagiaan dan kedamaian tidak mesti tinggal di gedung mewah, bagus, rapi, bersih. Kita bisa bahagia karena terpaksa dan gak berkhayal aneh-aneh

Kopi berbahaya bagi kesehatan ?

Bagi petualang dan orang ’warungan’, satu-satunya minuman paling dicari adalah kopi. Biasanya di daftar menu minuman, selalu ditaruh di atas sendiri. Kecuali pemiliknya punya penyakit darah tinggi, pastinya disembunyikan dibawah. Kalau gak menyediakan kopi, dipastikan warung itu gak bertahan lama (he...he...he.., gak mengancam, cuma maniak kopi pasti demo besar-besaran. Kopi dengan berbagai jenisnya tidak asing bagi lidah kita.
Dulu, memang suguhan favorit bagi tamu atau acara resmi biasanya memang kopi. Apakah itu kenduri, sholawatan, takbiran, ruwatan, sunatan, mantenan atau rapat. Setelah budaya minum air putih dalam kemasan menjadi trend, minum kopi mulai tidak ada di acara resmi, tetapi masih dilestarikan di lingkungan rumah dan warung. Mungkin karena ribet kalau bikin kopi, harus pakai air panas dan perlu gelas, sehingga orang sekarang pengennya mudah dan cepat. Padahal, kalau acara rapat dari pagi sampai sore, minumannya cuma air putih, apa tahan mata kita melek terus. Apalagi otak kita, pastinya gak fresh dan cenut-cenut.
Hal itu diperparah dengan nasehat para dokter kepada mbahe yang kena darah tinggi, nama baik kopi mulai menurun. “ mbah, apapun boleh minum kecuali kopi“, begitu pesan yang selalu diterima pasien darah tinggi. Orang kesehatan memang sering melakukan penelitian efek minum kopi dan menghubungkannya pada penyakit darah tinggi. Memang, mayoritas mengungkapkan minum kopi bisa meningkatkan tekanan darah. Dari sini, apa memang kopi memang berbahaya.
Tidak juga. Itu pendapat saya lho.....soalnya ada penelitian ’tandingan’, bahwa minum kopi rasa senang dan nyaman, meningkatkan semangat, mengurangi resiko batu pankreas. Trus bagaimana dong ? mana yang benar pendapatnya ?
Semuanya benar, bagi yang membenarkannya. Intinya adalah keseimbangan. Kalaupun minum kopi, ya jangan kebanyakan. Masak minum kopi 5 kali sehari, seperti mandi saja. (Bisa bikin kulit jadi hitam kali.....!). Atau jangan terlalu sedikit. Masa cuma sekali setahun. Boleh saja minum satu atau dua gelas sehari, yang penting jangan egois. Kalau minum kopi harus ada teman ngobrolnya. Kalau gak punya teman yang cocok dirumah, ya pergi ke warung..... dijamin pikiran padang. Ditambah bayarin teman yang minum kopi,tentu tambah padang dompet kita.
Tenang saja, belum ada dalil haram minum kopi. Karena memang tidak memabukkan. Kita perlu ingat pesan pakar kopi; minumlah sebelum haus dan berhentilah sebelum kenyang.

jadilah pemimpin yang mencintai rakyatnya

Pemerintahan kembang gula

Dalam pemerintahan periode pertama, telah banyak yang kau lakukan.Tetapi, hal itu tidak mengurangi sikap kritis kami sebagai rakyat. Ini adalah bukti cinta kami kepada Indonesia, bukan atas nama kebencian.
  1. Kesederhanaan
Sebagai rakyat, kami sadar Indonesia adalah Negara makmur dan kaya potensi. Tetapi, setiap hari kami hidup dan melihat sendiri bagaimana rakyat masih banyak yang hidup miskin, sulit untuk mencari sesendok nasi, sulit mencari pekerjaan, sulit membeli susu untuk anaknya. Bahkan, perjuangan mencari uang kadang harus dilalui dengan nyawa melayang, mengorbankan keluarga. Bahkan, ada saudara kami rela bunuh diri karena putus asa menhadapi kesulitan ekonomi.
            Kami mendambakan pemimpin yang sederhana, memberi contoh hidup sederhana dan toleransi melihat penderitaan orang lain. Setelah kami melihat para pejabat tinggi sampai daerah, semua itu tidak dapat kami temui dalam pejabat Indonesia. Gaji sangat tinggi, fasilitas mewah, tunjangan tinggi, mobil mewah terbaru, dan semua fasilitas lain. Bahkan setiap tahun, semua itu ditambah atas nama kerakusan.
            Kami ingin Pak SBY memulai ini dan menularkannya kepada menteri dan pejabat lain. Lihat Negara lain, mereka berpakaian sederhana, gaji standar, mobil dinas hanya berharga 80 jutaan.
            Kami lihat, kalau dibiarkan maka Rakyat Indonesia nantinya akan berhadapan, yaitu kemiskinan yang menyedihkan dan kekayaan yang melenakan. Nanti ada revolusi sosial rakyat berhadapan dengan pejabat.
  1. Ketegasan
Indonesia membutuhkan pemimpin yang tegas dan komunikatif. Kalau benar, kenapa takut. Terutama tegas kepada dunia internasional. Kami tidak ingin melihat Indonesia menjadi Negara terjajah secara ekonomi. Tidak ada gunanya merdeka jika Indonesia masih terjajah oleh ekonomi asing, atau bisa juga dijajah oleh pejabat Indonesia sendiri.
Saat ini sudah kami rasakan bahwa rakyat telah dijajah oleh pejabat, rakyat diperas ekonominya oleh pejabat dan konglomerat.
  1. Berpihak pada rakyat
Dulu, pejuang kemerdekaan adalah rakyat, mereka rela berkorban nyawa, harta dan apa saja yang mereka punya. Sekarang ini, tolong Pak SBY membela rakyat, kebijakan yang menguntungkan rakyat, hukum untuk keadilan rakyat.
Sekarang ini hukum berpihak pada penguasa, konglomerat, kepada uang. Kepada pejabat memang hukum harus tegas dan keras, tetapi kepada rakyat kecil tolong utamakan keadilan. Menyedihkan sekali, mencuri seharga 3000 rupiah dihukum 1 tahun, tetapi konglomerat atau pejabat yang korup di bela mati-matian.
  1. Nasionalisme
Indonesia adalah Negara dengan kekayaan laut dan darat yang mengagumkan. Berbagai bahan tambang, tanaman dan hewan berada di Indonesia. Namun sayang, tidak semua potensi dapat digunakan untuk kemakmuran rakyat. Yang lebih menyedihkan adalah, kekayaan itu dijual ke pihak asing dengan harga murah karena pejabat tertentu mendapat keuntungan. Praktek ini telah lama berlangsung hingga kekayaan itu habis.
Atas nama kapitalis dan ekonomi global, Indonesia terlalu mudah didekte oleh negara lain. Pejabat negara adalah pengkhianat bagi rakyatnya. Kami menunggu tindakan Pak SBY dalam mengatasi hal ini, tetapi selama pemerintahannya ternyata tidak dilakukan. Menyedihkan sekali.

            Hal itu sebagian kritik kepada SBY, semoga menjadi kesadaran seluruh bangsa.

RAHASIA KAYA

  Kerja keras, tetapi gak perlu ngoyo. Dalam setiap kesempatan, baik siang atau malam, kalau memang harus bekerja kita harus bereskan pekerjaan itu. Tidak peduli ada teman atau tidak. Kerjakan dengan sungguh-sungguh dan santai saja. Semua akan lancar, meskipun ada satu atau dua hal yang lupa dikerjakan. Tetapi kerjakan terus.
Jangan kerjakan sendiri semua pekerjaan. Kita bukan manusia super. Kita hanya dibekali kelebihan pada satu atau dua sisi, gak mungkin pada semua sisi. Jadi kita perlu teman atau karyawan. Selain itu kita juga bisa santai.
Jangan hanya mengerjakan satu pekerjaan dalam satu waktu. Usahakan punya banyak pekerjaan. Banyak kerja banyak penghasilan. Aturlah waktu dengan baik. Sambil minum kita makan.

politisi 2 muka

Menurut para ahli, manusia punya dua wajah. Wajah umum dan wajah pribadi. Wajah umum akan ditampilkan pada saat berhadapan dengan orang, massa, pendukung atau masyarakat. Wajah pribadi akan dipakai sewaktu sendiri, bersama keluarga inti atau dalam lingkungan pribadi.
Politisi seringkali harus menampilkan wajah umum dan akting di depan media untuk mendapatkan citra positif. Mereka kelihatan peduli, toleran, memihak rakyat, sederhana, jujur dan bersih. Akan tetapi kita kecewa setelah menguak gaya hidupnya yang berfoya-foya, berkelas, rakus, egoistik dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan tujuan dan uang. Sehingga tidak salah masyarakat menjadi pesisimis.

Bukan program / cita indah mereka dipilih, tapi acting. Yang penting bagi-bagi rejeki. Apa yang diperjuangkan benar, bukan dimanipulasi media. Perjuangan politik juga harus mendapat dukungan media. Politisi dan selebriti sangat mirip bahkan sulit sekali mencari perbedaannya. Adegan yang ditampilkan politisi di televisi, seringkali membuat rakyat jenuh.

Pekerjaan politisi adalah mengelola kesan / impression managemen. Kesan apa yang akan diambil itulah yang akan dilakukan politisi.

Hubungan antara media dan politisi seperti dua sejoli. Penampilan lewat media lebih utama daripada melalui peduli pada petani. Hal itu untuk meningkatkan popularitas yang bersangkutan. Apalagi moment live di televisi. Yang ditunggu publik bukan hanya itu, tapi apa yang telah dan akan dilakukan.

Politisi ingin menunjukkan ingin peduli pada nasib bangsa. Pada kenyataanya belum tentu dan ditentukan oleh keputusan politisi untuk kepentingan umum.

Hubungan yang ideal antara rakyat dan media adalah hubungan yang kondusif bagi demokrasi. Media menjadi pengamat atau pengawas. Media mewakili rakyat mengawasi eksekutif, yudikatif.

Media memberi the second hand reality. Realita yang sudah diolah media. Politisi menjadi alat propanda efektif bagi politisi.

Dulu politisi dipilih karena karyanya. Karya besar bung karya, rakyat bangga menjadi bangsa merdeka dan memimpin Negara asia afrika merdeka.
Dulu idealisme sangat menonjol. Sekarang campur pragmatis,lebih ke kursi parlemen.

Dulu politisi bukan strata ekonomi. Dulu sederhana. Dulu tidak malu, bangga, karena jerih payah sendiri, halal.

Sekarang tidak ada. Sekarang politisi dicitrakan kaya, mapan, rumah mewah, sering ke kafe, menginap di hotel mewah, mobil mewah dan populer. Sedangkan karya mereka, sumbangan mereka, prestasi maupun kemampuan mereka tidak penting dan tidak dipedulikan.
            Hal itu bisa dimaklumi, karena mereka dipilih tidak semata-mata karena kemampuan atau prestasi politisi. Mereka dipilih lebih dikarenakan banyak uang atau karena dekat dengan orang besar. Ini kadang sulit dibuktikan, tapi lebih banyak pada kenyataan.
            Sudah saatnya sekarang lebih cerdas lagi. Jangan mau ditipu atau dimanfaatkan untuk kepentingan jangka pendek. Memang uang sekarang ini di’tuhan’kan. Tetapi dalam memilih politisi, masyarakat harus benar-benar selektif supaya aspirasi mereka diakomodir dan tidak ditipu lagi. Orang bijak selalu belajar dari masa lalu dan tidak mau mengulangi kesalahan yang sama.